Rasa suntuk (bad mood) bisa melanda siapa saja. Ia tidak mengenal
batasan umur, tingkat profesi, jenjang pendidikan dan sebagainya
sehingga ia dapat menyerang pekerja kantor, ibu rumah tangga, pelajar,
buruh bangunan, petani, pembantu rumah tangga, supir angkot, orang
dewasa maupun anak-anak. Pendek kata siapa aja bisa terjangkit penyakit
ini. Bermacam cara yang bisa dilakukan orang untuk mengobati rasa suntuk
ini. Ada yang mengobatinya dengan berjalan-jalan atau cuci-mata, ada
yang pergi ke tempat hiburan untuk mencari suasana santai, ada yang
curhat ke teman, dan yang lainnya.
Seperti
kebanyakan orang, rasa suntuk ini juga sering melanda ku dan biasanya
ia kambuh kalau aku sedang merasa bosan terhadap rutinitasku yang
itu-itu melulu dari hari ke hari. Setiap hari kejadian yang aku lakukan
seperti berulang dan pada akhirnya akan membuat aku merasa jenuh dan
timbullah penyakit suntuk ini.
Seorang temanku yang saat ini
sedang berada di India bersamaku yang juga lagi ngejalani S2 nya, punya
cara sendiri untuk menghilangkan kesuntukannya. Saat masih di Medan
dulu, kota kelahiran ku dan dia, ia biasanya suka jalan kemana aja kalau
lagi suntuk, yang penting baginya jangan terus-terusan di rumah, malah
kalau bisa keluar satu hari suntuk, dari pagi sampai malam, pulangnya
langsung tidur istirahat. Kalau sudah gitu mau suntuk kayak apa juga
langsung hilang. Masalahnya di India ini kan kami masih baru, belum tau
banyak tempat, dan kalau pun tau, perginya harus naik bajaj yang
ongkosnya lumayan mahal (maklum anak kost, jadi harus hemat), karena
belum tau trayek bus yang agak pusing dihapal karena terlalu banyak,
juga masih agak 'serem' kalau harus jalan sendiri, akhirnya bukan rasa
suntuknya hilang, malah jadi tambah parah.
Beruntunglah aku
karena aku tidak harus susah seperti temanku itu. Kalau lagi suntuk, aku
malah memilih memasak apa saja untuk menghilangkan rasa suntukku. Jadi
kalau suntuk aku langsung belanja kepasar(kebetulan dekat dengan tempat
kost jadi tinggal jalan kaki), ke dapur, lalu masak. Habis masak tepon
semua teman untuk makan bareng, saat makan bareng sekali-kali bercanda,
tertawa rame-rame, makan siap suntuknya juga lenyap. Dan
alhamdulillahnya lagi, kata teman-teman ku masakan ku lumayan enak,
sehingga mereka suka bercanda dengan mengatakan bahwa aku 'makin cantik'
kalau lagi suntuk. Maksudnya agar aku masak lagi gitu! Ya, namanya juga
teman, ada aja caranya untuk menghibur hati teman lain yang lagi
suntuk.
Mengapa aku memilih memasak sebagai obat penghilang rasa
suntukku? Pertanyaan ini sering sekali ditanyakan oleh teman-teman ku.
Kata mereka aneh karena masak itu menurut mereka malah membuat kita bisa
lebih suntuk lagi. Harus belanja, racik-racik, nungguin sampai matang
makanannya, belum lagi kalau harus giling cabe yang lumayan pedas, dan
sebagainya-sebagainya. Aku menjawab dengan singkat bahwa kalau memasak
itu, aku biasanya melakukannya dengan senang hati, sambil nyanyi-nyanyi,
kadang pakek joget dikit, lalu kalau uda siap dan masakannya dibilang
enak, waduh rasanya senang banget. Jadi lupalah aku sama rasa suntuk ku.
Lagi
pula suntuk juga enggak ada manfaatnya, jadi lebig baik masak, dengan
bahan dasar 'rasa suntuk', diolah, lalu dimakan. Hilanglah rasa suntuk
itu dan mudah-mudahan menjadi darah daging buat ku. Moto ku untuk
menghilangkan rasa suntuk adalah "If you are in a bad mood, let's 'cook'
it and eat it up, okey!"
See you!
Read More......